Ketika baterai kendaraan listrik (EV) "mati" (yaitu, tidak lagi memiliki daya yang cukup untuk penggunaan efektif di dalam kendaraan), baterai tersebut biasanya akan melalui salah satu dari beberapa jalur alih-alih dibuang begitu saja. Berikut ini yang terjadi:
1. Aplikasi Kehidupan Kedua
Bahkan saat baterai tidak lagi berguna untuk kendaraan listrik, baterai tersebut sering kali masih memiliki 60–80% kapasitas aslinya. Baterai ini dapat digunakan kembali untuk:
-
Sistem penyimpanan energi(misalnya, untuk tenaga surya atau angin)
-
Daya cadanganuntuk rumah, bisnis, atau infrastruktur telekomunikasi
-
Stabilisasi jaringanlayanan untuk utilitas listrik
2. Daur Ulang
Pada akhirnya, saat baterai tidak dapat lagi digunakan untuk aplikasi masa pakai kedua, baterai tersebut didaur ulang. Proses daur ulang biasanya meliputi:
-
Pembongkaran: Baterai dibongkar.
-
Pemulihan material:Bahan-bahan berharga seperti litium, kobalt, nikel, dan tembaga diekstraksi.
-
Pengolahan ulang:Bahan-bahan ini dapat digunakan kembali dalam baterai baru.
Metode daur ulang meliputi:
-
Pengolahan hidrometalurgi(menggunakan cairan untuk melarutkan bahan)
-
Pengolahan pirometalurgi(peleburan suhu tinggi)
-
Daur ulang langsung(berusaha melestarikan struktur kimia baterai untuk digunakan kembali)
3. Pembuangan Sampah (paling tidak ideal)
Di daerah dengan infrastruktur daur ulang yang tidak memadai, beberapa baterai mungkin berakhir di tempat pembuangan sampah, yang menimbulkan masalah seriusRisiko lingkungan dan keselamatan(misalnya, kebocoran racun, bahaya kebakaran). Namun, hal ini semakin jarang terjadi karena meningkatnya regulasi dan kesadaran lingkungan.
Baterai EV tidak hanya "mati" dan menghilang—mereka memasuki siklus hidup:
-
Penggunaan utama dalam kendaraan.
-
Penggunaan sekunder dalam penyimpanan stasioner.
-
Daur ulang untuk memulihkan bahan yang berharga.
Industri ini sedang berupaya menujuekonomi baterai sirkular, di mana bahan digunakan kembali dan limbah diminimalkan.
Waktu posting: 26-Mei-2025